Gayo Lues | SiberAceh.com — Semi Yanti
(29), seorang ibu muda asal Kampung Kerukunan Kutapanjang, Kecamatan
Kutapanjang, Kabupaten Gayo Lues, kini tak lagi sendiri dalam perjuangannya.
Setelah kisah pilunya sempat viral, karena terlantar bersama dua anaknya yang
masih kecil di Kabupaten Simeulue, akibat dugaan kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), perhatian dan kepedulian pun akhirnya datang.
Pemerintah Kabupaten Simeulue melalui Dinas Sosial setempat langsung bergerak cepat. Rabu pagi, 16 Juli 2025, sekitar pukul 10.30 WIB, rapat koordinasi lintas sektor digelar di ruang kerja Kepala Dinas Sosial Simeulue. Pertemuan itu membahas langkah-langkah konkrit penanganan kasus yang dialami oleh Semi Yanti, yang saat ini masih tercatat sebagai warga Desa Ameria Bahagia, Kecamatan Simeulue Timur.
Selain Kadis Sosial Simeulue, rapat turut dihadiri oleh Sekretaris dan beberapa Kabid Dinsos Simeulue, penyidik PPA Polres Simeulue, pekerja sosial dari DP3AKB, aparatur Desa Ameria Bahagia, serta pihak-pihak yang selama ini ikut membantu Semi Yanti, termasuk pasangan suami istri Afinuddin yang dengan penuh kasih menampung ibu dan dua anak itu di rumahnya. Hadir pula pendamping Rehabilitasi Sosial dan TKSK Simeulue Timur.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Gayo Lues, Zulfikar mengungkapkan kepada SiberAceh.com, bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi erat dengan Dinsos Simeulue untuk memastikan kondisi Semi Yanti dan anak-anaknya benar-benar tertangani.
“Alhamdulillah, saat ini Pemkab Simeulue sudah memberikan penanganan serius terhadap ibu Semi Yanti dan dua anaknya. Dinas Sosial Simeulue juga sudah menyalurkan bantuan sandang dan pangan,” ujar Zulfikar lewat sambungan telepon.
Yang lebih mengharukan menurut Zulfikar, atas permintaan langsung dari Semi Yanti, dirinya dan anak-anaknya saat ini dititipkan kepada warga lokal yang bersedia merawat mereka. Sebuah pilihan yang mencerminkan, betapa beratnya beban hidup yang ia pikul, sekaligus keyakinannya bahwa masih ada kebaikan di tengah masyarakat.
Kisah Semi Yanti adalah cerminan luka banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, luka yang kadang tersembunyi di balik dinding rumah, namun meninggalkan jejak mendalam pada jiwa, terutama ketika harus tetap tegar demi anak-anak yang masih kecil dan polos.
Kini, dengan tangan-tangan lembut yang mulai terulur, Semi Yanti tak lagi harus berjalan sendiri. Semoga ini menjadi awal dari babak baru yang lebih damai, lebih aman, dan lebih layak bagi ia dan anak-anaknya. (Dosaino)