Pernyataan ini disampaikan dalam forum Jumat Curhat yang digelar pada Jumat (2/5/2025) di Kantor Sampas, yang turut dihadiri para ketua forum keuchik, aparatur desa, dan stakeholder terkait.
Dalam forum itu, sejumlah keuchik dengan tegas menyuarakan keresahan warganya. Ketua Forum Keuchik Pante Raja, M. Jamil, yang juga mantan anggota TNI meminta dukungan penuh dari aparat keamanan untuk menertibkan ternak liar.
“Saya sangat berharap Polres Pidie Jaya tidak tinggal diam. Tanpa keterlibatan kepolisian, penertiban ini mustahil bisa berhasil,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari Keuchik Blang Dalam, Muchtar, yang bahkan menyatakan siap mengalokasikan dana desa demi kelancaran penertiban. “Keberadaan hewan-hewan ini sudah sangat meresahkan, kami siap mendukung penuh,” ujarnya.
Ketua Forum Keuchik Bandar Dua, Ismail, menambahkan bahwa upaya persuasif telah dilakukan, namun para pemilik ternak tetap membandel. “Sudah cukup. Kalau perlu, kami minta pihak kepolisian bertindak tegas. Hanya segelintir orang yang punya ternak, tapi seluruh masyarakat yang menanggung resikonya,” katanya.
Menanggapi berbagai masukan, Kapolres AKBP Ahmad Faisal Pasaribu menyatakan komitmennya untuk menertibkan hewan ternak yang meresahkan, tentunya dengan tetap mengedepankan prosedur.
“Setiap desa nanti akan membuat Qanun masing-masing soal pengelolaan ternak. Bila sudah diberi imbauan dan teguran namun tetap membandel, maka Polres Pidie Jaya tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas. Bila perlu, akan kita sikat,” tegas Kapolres.
Langkah ini diambil demi menjaga keselamatan dan ketertiban masyarakat, sekaligus sebagai respons terhadap maraknya kecelakaan lalu lintas yang dipicu oleh hewan ternak yang berkeliaran tanpa kendali. (Herry)