Kehadiran Kepala BNNK beserta rombongan, disambut langsung Camat Putri Betung, Muhammad Jon beserta jajaran dan Pengulu Ramung Musara.
Dalam kunjungannya itu, Kepala BNNK Gayo Lues, Fauzul Iman, menyampaikan, dalam menentukan kawasan rawan narkoba, perlu mengetahui kondisi kerawanan kawasan di wilayah yang akan diintervensi. Terlebih tujuan pemetaan kawasan rawan narkoba ini, merujuk pada Delapan Indikator Pokok dan Lima Indikator Pendukung, ujarnya.
Selain itu, Kepala BNNK Gayo Lues juga menegaskan, guna meminimalisir peredaran narkoba pada satu wilayah, tentu produk lokal harus bisa dijadikan sebagai modal kewirausahaan, dalam artian, untuk menentukan produk lokal yang bisa dijadikan kewirausahaan, maka harus ditentukan dengan Metode Analisis SWOT (Penentuan potensi Kampung).
“Dari hasil analisis ini nantinya, maka akan diperoleh produk apa saja yang bisa dihasilkan dan dikembangkan, sesuai dengan kearifan lokal kampung,” ungkapnya.
Untuk itu sambungnya, produk hasil life skill ini nantinya, diharapkan mampu menjadi UMKM di Desa dan terus berkembang dengan dukungan dari BUMKp, sebagai pengelola kewirausahaan Desa.
Namun demikian kata Fauzul, perlu adanya kesepakatan antara Perangkat Desa dengan masyarakat melalui Resam Kampung (Peraturan Kampung), agar nantinya masyarakat membeli produk yang dikelola oleh BUMKp, sehingga roda kewirausahaan bisa terus berputar, pintanya.
Sementara itu, Camat Putri Betung, Muhamamd Jon, mengungkapkan sangat mendukung program pembinaan life skill ini.
“Kami dari Kecamatan sangat mendukung pembinaan masyarakat melalui program Lifeskill ini, terlebih produk yang dihasilkan nantinya tetap mengacu pada kearipan lokal Desa,” tandas Jon.
Hal yang sama disampaikan Pengulu Kampung Ramung Musara, Safruddin, bahwa dengan kehadiran BNNK Gayo Lues yang memberikan pembinaan, tentu sangat dibutuhkan masyarakat, dengan harapan masyarakat bisa berkembang dan mendapatkan keahlian dalam membuat produk hasil tangan sendiri. Hasilnya warga jauh dari penyalahgunaan narkoba, pungkasnya. (Bung Seno)