Di salah satu warkop yang cukup dikenal di Negeri Japakeh, Bupati Pidie Jaya H. Sibral Malasyi tampak menikmati secangkir kopi hitam, bersama Bupati Simeulue dan Bupati Pidie. Mereka duduk santai, ditemani Sekda serta beberapa kepala dinas Pidie Jaya, larut dalam obrolan ringan yang jauh dari kesan formalitas.
Tak ada pembahasan serius soal pemerintahan malam itu. Percakapan mengalir begitu saja, sesekali tawa pecah di antara tegukan kopi panas yang mengepul di udara malam. Suasana hangat yang jarang terjadi di tengah kesibukan mereka sebagai pemimpin daerah.
Pertemuan sederhana itu menjadi semacam jeda, di sela padatnya rangkaian Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh, yang tengah berlangsung di Pidie Jaya. Momen kebersamaan ini sekaligus menunjukkan, bagaimana budaya ngopi masih menjadi ruang perekat sosial di Aceh, tempat gagasan, tawa, dan keakraban bercampur dalam aroma kopi hitam yang khas.
Di balik riuhnya MTQ, “seruput kopi” malam itu seakan menghadirkan sisi lain dari para pemimpin, manusiawi, hangat, dan bersahaja. (Herry)
